Wahai jiwa yang tenang,
Apalah artinya jika nestapa terus didendang
Tuhan tak pernah lelap meski jiwa ini masih bertanya-tanya
Hingga pada saat yang tepat Dia telah mengukirkan sebuah cinta yang mesti dipahat dan dihias mewangi tanpa duka
Waktu yang belum termiliki yang harus disibak setiap saat
Mengurai kusutnya
Menjajarkan sudutnya
Sampai saatnya tersenyum sebersit bulan sabit
Meski mimpi itu masih tertahan di padang tandus tanpa rupa
Wahai jiwa yang tenang, di manakah engkau?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar